Identifikasi Atribut Produk

By Unknown | At 18.02 | Label : | 0 Comments
Atribut produk adalah semua jasa yang dihasilkan apabila seseorang memiliki dan atau menggunakan sesuatu produk, karena perhatian konsumen terhadap suatu produk bukan kepada produk secara fisik tetapi lebih ditujukan kepada manfaat dan produk yang dikonsumsi atau digunakan. Atribut suatu produk merupakan sesuatu yang melekat pada produk tersebut yang menjadi ciri dan membedakannya dengan produk lainnya yang sejenis.

Atribut produk dari suatu atau jasa sangat tergantung dari bentuk dan jenis produk tersebut. Seperti misalnya untuk atribut produk jasa dari layanan suatu rumah sakit adalah kesigapan pekerja dalam melayani pasien, penanganan keluhan pasien, keramahan seluruh karyawan rumah sakit, prestasi dan reputasi, penampilan fisik gedung, kenyaman ruang perawatan, kebersihan dan keindahan lingkungan rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan atribut produk dari syatu barang, seperti misalnya untuk benih tanaman adalah persentase daya tumbuh/kecambah, jeseragaman benih, kandungan kotoran (termasuk jenis benih lain yang terkandung), tingkat produksi pertanaman/persatuan luas, ke,asan, daya simpan, ketersediaan, harga, dan lainnya yang dianggap penting oleh konsumen. Benih yang diproduksi oleh perusahaan yang berbeeda akan memiliki atribut yang berbeda pula, oleh karena itu analisis konsumen terhadap atribut suatu produk memiliki implikasi langsung terhadap penentuan strategi dan pengembangan pemasaran.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen untuk Membeli

By Unknown | At 22.03 | Label : | 0 Comments
Konsumen dalam menentukan pilihannya untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sosial budaya, psikologis, dan pengalaman. Budaya dan nilai/norma-norma yang berlaku dalam kelompok masyarakat tertentu, kelas sosial dalam kelompok masyarakat, kelompok acuan yang menjadi contoh masyarakat/kelompok lain, dan keluarga sebagai orang terdekat yang secara langsung atau tidak langsung merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang dalam proses pengambilan keputusan untuk memebeli. Faktor berikutnya adalah faktor psikologis yaitu desakan/dorongan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya.

Tindakan seseorang untuk memutuskan membeli suatu produk karena faktor psikologis melalui beberapa tahapan, yaitu tahap ”pengenalan masalah” dimana seseorang merasa membutuhkan dan menginginkan suatu produk. Tahapan berikutnya adalah “mencari informasi” tentang produk yang dibutuhkan, dapat melalui mas media, kerabat, ataupun media promosi dan informasi. Dari beberapa informasi yang diperoleh dilakukan suatu “ evaluasi dan seleksi alternatif” dan akhirnya dilakukan untuk memeutuskan suatu “pembelian produk” yang dianggap sesuai dengan kebutuhan (needs) dan keinginan (wants).

Pengalaman seseorang sesudah melakukan pembelian sutu produk sangat menentukan sikap dan perilakunya terhadap produk yang pernah dibelinya tersebut. Bila manfaat produk tersebut sesuai dengan apa yang diharapkannya (expectation) maka  orang tersebut  akan melakukan pembelian berikutnya, tetapi bila produk tersebut tidak memberikan manfaat yang sesuai dengan harapannya maka orang tersebut tidak akan membeli kembali, karena hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang telah dibelinya.

Sistim Administrasi Pengiriman Benih

By Unknown | At 05.36 | Label : | 0 Comments
Pentingnya Administrasi Pengangkutan Benih
Administrasi pengangkutan benih berfungsi sebagai kendali bahwa semua kegiatan pengangkutan dan distribusi benih sudah dilakukan. Oleh karena itu pada kegiatan administrasi ini adalah merupakan kegiatan surat menyurat dan pencatatan. Selama sebelum dilakuan pengiriman barang biasa terjadi negosiasi dan pemesanan. Surat menyurat merupakan salah satu sarana untuk kegiatan tersebut. Sarana lain bisa melalui pesawat telpon atau internet. Transaksi yang sudah dianggap terjadi persetujuan sebaiknya berupa tulisan dan ditandatangani kedua belah pihak. Selama pengiriman diperlukan adanya bukti kebenaran kondisi benih dan alat transpotasi dengan mengisi cek lis berupa blangko pengontrolan serta bukti bahwa barang berupa benih sudah diserah terimakan.
  
Prosedur Pengiriman Benih

Kegiatan pengiriman harus sesuai dengan prosedur pengiriman yang direncanakan. Setiap perusahaan memiliki prosedur yang tidak selalu sama. Tetapi secara garis besarnya bahwa prosedur pengiriman benih adalah :
  1. Menentukan jadwal pengangkutan
  2. Memesanan dan menyiapkan angkutan
  3. Menginventarisasi dan mengidentifikasi benih yang akan diangkut
  4. Cheking sarana angkutan
  5. Serah terima benih
Dengan adanya prosedur yang sudah direncanakan dan dilaksanakan, maka pengiriman barang akan kecil sekali terjadi kegagalan.

Teknik Transportasi dan Distribusi Benih

By Unknown | At 05.30 | Label : | 0 Comments
Pengangkutan Jarak Pendek (di kebun)
Pengangkutan benih jarak pendek biasa dilakukan dimkebun, yaitu persiapan benih dilakukan di bagian kebun dimana benih itu akan ditanam. Hampir sama dengan kegiatan ini adalah mengangkut benih dari dan dimana benih itu diproduksi sampai ke alat transportasi (kendaraan) dan penurunan benih dari alat angkut (kendaraan) sampai ke tempat dimana benih akan disimpan.
1. Persyaratan alat angkut
Mengenai persyaratan alat angkut ini yang harus diperhatikan adalah jangan sampai benih yang diangkut menjadi rusak atau stress berkepanjangan setelah benih ditanam. Alat angkut dapat berupa keranjang, tandu, pikulan. Yang penting adalah bagaimana menata benih tersebut sehingga benih itu tidak rusak. Waktu dan banyaknya benih juga merupakan pertimbangan. Pengertian waktu adalah pagi hari, atau sore hari. Bila mungkin dilakukan pada siang hari, karena selain panas matahari menyebabkan kelembaban berkurang.
2. Cara pengangkutan
Pengangkutan dengan menggunakan alat tandu, pikulan dan atau keranjang. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah cara mengemas dan menata benih tersebut kedalam alat angkut. Sebagai pertimbangan adalah ukuran benih, cara menata benih, dan banyaknya benih. Tenaga teknis juga perlu dipertimbangakan. Sejauh mana kemampuhan tenaga tersebut untuk membvawah sejumlah benih akan antar individu.

Pengangkutan Jarak Jauh (antar kota)
Pengangkutan jarak jauh adalah memindahkan benih dari kebun yang satu ke kebun yang lain dan bahkan kemungkinan dilakukan perpindahan antar kota. Untuk pengangkutan ini diperlukan alat transportasi yang spesifik sekalipun suatu kendaraan tertentu dapat dimodifikasi.
1. Persyaratan alat angkut
Alat transportasi dan distribusi untuk jarak jauh sebaiknya memenuhi persyaratan tertentu agar benih dapat bertahan lebih lama dan tidak rusak. Sesuai dengan spesifikasi benih maka alat transportasi di desain agar benih dapat ditempatkan dengan baik dan tidak bergerak. Bila dilakukan penumpukan juga perlu dipikirkan bagaimana cara menumpuknya. Suhu dan sinar merupakan syarat utama yang pasti dikehendaki oleh setiap jenis benih. Oleh karena itu penempatan diatur sedemikian rupa agar setiap benih mendapatkan suhu dan penyimpanan yang cukup.
2. Cara pengangkutan 
Pengangkutan benih ke alat transportasi (kendaraan) dengan menggunakan alat tandu, pikulan, dan atau keranjang. Demikian pula pada saat penurunan juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang sama pada saat menaikan benih. Cara pengangkutan inipun juga akan berbeda untuk setiap jenis benih. Ada benih yang cara pengangkutannya harus menggunakan mobil frisher unit. Namun ada yang hanya cukup dengan menggunakan mobil pick up dengan dibuatnya rak-rak untuk menempatkan benih secara teratur.

Metode Inkubasi Benih

By Unknown | At 22.13 | Label : | 0 Comments
Metode inkubasi benih didasarkan pada perkembangan patogen.  Meski metode inkubasi akan memakan waktu yang lebih lama, namun hasilnya jauh lebih baik daripada pemeriksaan tanpa inkubasi. 
Pengamatan terhadap benih setelah waktu inkubasi yang ditentukan, dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

Metode kertas blotter/kertas saring/Kertas serap
Kertas ini digunakan untuk menumbuhkan patogen pada benih.  Setelah waktu inkubasi selesai (5-7 hari), dilakukan pengamatan secara makroskopik terhadap karakteristik patogen yang tumbuh,   yaitu dengan melihat bentuk dan warna koloni cendawan/bakteri yang tumbuh dari benih tersebut.  Pemeriksaan jamur dengan metode ini paling banyak digunakan karena mudah dilaksanakan dengan biaya yang relatif lebih murah.  Jamur yang terbawa benih hampir semuanya dapat diuji dengan metode ini, termasuk Alternaria spp, Botrytis spp, Colletotrichum spp, Fusarium spp, Phoma spp dan lain-lain. 

Metode agar
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode kertas blotter, hanya medianya yang berbeda, yaitu dengan menggunakan agar steril, yaitu media PDA (Potato Dextrose Agar)  Setelah waktu inkubasi selesai (5-7 hari), dilakukan pengamatan secara makroskopik terhadap karakteristik patogen yang tumbuh, yaitu dengan melihat bentuk dan warna koloni cendawan/bakteri yang tumbuh dari benih tersebut.  Dibanding metode kertas blotter, metode ini memberikan kondisi yang lebih memadai untuk tumbuhnya spora, tetapi memakan biaya yang lebih banyak serta cara pengerjaan yang harus lebih hati-hati.

Pemeriksaan gejala serangan penyakit pada kecambah/lewat masa kecambah
Pada beberapa patogen terbawa benih atau seed borne, ada yang membutuhkan masa inkubasi yang lama (± 2 minggu), sehingga metode blotter atau agar tidak dapat memberikan gambaran adanya patogen.  Untuk hal  tersebut digunakan metode lain yaitu dengan melihat gejala serangan pada kecambah.  Sebagai medianya digunakan tanah, pasir, atau batu bata, kertas hisap, tissue putih non farfum atau agar air yang sudah disterilisasi.  Metode ini mulai diperkenalkan dan dikembangkan sejak tahun 1917 di Jerman oleh Hitner. Metode ini digunakan untuk melihat gejala serangan Fusarium nivale pada gandum dimana adanya cendawan tersebut tidak dapat terlihat pada saat pengujian daya berkecambah.  Media yang digunakan adalah batu bata yang dihancurkan sampai berukuran 3-4 mm, lalu batu bata tersebut dibasahi dengan air steril yang cukup hingga tidak memerlukan penyiraman selama masa inkubasi.  Suhu yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan cendawan tersebut adalah 10-12 derajat C.  Dengan menggunakan teknik yang sama dapat pula memeriksa adanya gejala serangan Septoria dan Drechslera pada serealia, tapi suhu yang diperlukan agak lebih tinggi yaitu 20 derajat C.

Pemeriksaan pertumbuhan tanaman atau “Growing on Test”
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi penyakit benih yang sulit diketahui dengan metode kertas atau agar, atau karena memerlukan waktu inkubasi yang lama, sehingga benih harus ditumbuhkan sampai melebihi masa kecambahnya dimana kemudian baru dapat dilihat gejala penyakitnya, misalnya Lettuce mosaic virus atau penyakit karena cendawan seperti Septoria sp, Fusarium sp pada gandum atau kubis.  Cara pengujian ini dapat digunakan untuk menguji benih-benih yang berasal dari luar negeri (introduksi).  Biasanya benih ditumbuhkan pada media yang steril dan ditumbuhkan pada rumah kaca yang diatur suhu dan kelembabannya. 

Pengujian Serologi
Yaitu uji berdasarkan reaksi biokimia, misalnya Elisa Test.  Pengujian ini biasanya digunakan di negara-negara yang sudah maju karena peralatan dan bahan yang relatif mahal serta diperlukan analis yang sudah terlatih.  Kelebihan pengujian ini cukup sensitif untuk mendeteksi virus, dan hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang singkat.
Posting Lama ►
 

Blogger templates

Copyright © 2012. Syarat Tumbuh - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz