Penanaman Tanaman Karet

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, penanaman karet harus dilakukan pada waktu yang tepat yaitu pada awal musim penghujan (November s/d Desember). Penanaman pada awal musim penghujan dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman yang baru ditanam.
Sebelum melakukan penanaman, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengatur jarak tanam (pengajiran) dan membuat lubang tanam.

Pengajiran
Tujuan dilakukannya pengajiran adalah agar teknis pembuatan lubang tanam dan penanaman lebih mudah, barisan tanaman yang tumbuh nantinya akan rapi, lurus, dan teratur, serta populasi tanaman akan lebih optimal.
Populasi tanaman karet yang dianjurkan adalah 500 s/d 600 pohon per-hektar. Dengan kisaran populasi tersebut, pola dan jarak tanam karet yang digunakan dapat bervariasi dan disesuaikan dengan topografi lahan yang akan di tanami dan klon tanaman yang akan di tanam.
Pada lahan yang memiliki topografi datar (kemiringan > 10% atau < 4,5 derajat) umumnya tanaman karet ditanam dengan menggunakan pola tanam pagar dengan jarak tanam 3 meter x 6 meter. Jarak tanam yang lebar (6 meter) dibuat searah mata angin Utara – Selatan, sedangkan jarak tanam yang sempit (3 meter) mengarah mata angin Barat – Timur. Tujuannya adalah agar sinar matahari dapat masuk ke bagian bawah dahan secara optimal, sehingga apabila sela tanaman yang lebar ingin dimanfaatkan untuk tumpangsari, tanaman tumpang sari tersebut juga dapat memperoleh sinar matahari.
Pada lahan yang memiliki topografi dengan ingkat kemiringan antara 10% sampai 25% tanaman karet sebaiknya ditanam dengan pola tanam menurut kontur yaitu dengan membuat teras bersambung agar laju erosi dapat diminimalisasi.

Pembuatan lubang tanam
Untuk memperoleh barisan tanaman yang rapi dan lurus, lubang tanam dibuat secara konsisten pada satu sisi semua ajir tanaman yang telah ditancapkan. Ukuran lubang tanam disesuaikan dengan jenis bahan tanam yang akan ditanam. Untuk stum mata tidur, ukuran lubang tanam yang dianjurkan adalah 40 cm x 40 cm x 40 cm, sedangkan untuk bibit polibag ukuran lubang tanam sebaiknya lebih besar. Pada saat pembuatan lubang tanam, lapisan tanah bagian atas (topsoil) diletakan secara terpisah dari lapisan tanah bagian bawah (subsoil).

Penanaman tanaman
Sebelum penanaman dilakukan, ada beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi bahan tanam yang perlu diperhatikan. Bahan tanam yang berupa stum mata tidur sebaiknya ditanam pada saat mata okulasi sudah mentis atau membengkak.  Untuk memperoleh mata okulasi yang mentis tersebut, penyerongan hasil okulasi dilakukan satu minggu sebelum pendongkelan. Sedangkan untuk bahan tanam berupa bibit polibag, penanaman dilakukan ketika payung daun terakhir pada bibit dalam kondisi tua.
Penanaman dilakukan dengan memasukan bibit ke tengah lubang tanam kemudian menimbunnya dengan tanah topsoil terlebih dahulu baru kemudian tanah subsoil. Tanah topsoil yang umumnya mengandung banyak bahan organik sangat baik untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman. Yang perlu diperhatikan saat penimbunan adalah posisi pertautan okulasi berada < 5 cm diatas permukaan tanah.
Bila bahan tanam yang digunakan berupa stum mata tidur, pemadatan tanah saat penimbunan harus dilakukan secara bertahap agar timbunan menjadi padat dan stum tidak mudah terkoyak. Sedangkan bila bahan tanam yang digunakan berupa bibit polibag,pemadatan tanag cukup dilakukan secara perlahan menggunakan tangan. Pemadatan tanah yang dilakukan dengan kuat menggunakan kaki sangat tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan pecahnya kolom tanah. Setelah 2 minggu pasca penanaman, tanah disekeliling tanaman  umumnya menjadi cekung sehingga perlu dilakukan penambahan tanah hingga tanah di area lubang tanam sejajar dengan tanah disekelilingnya.

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Blogger templates

Copyright © 2012. Syarat Tumbuh - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz